Senin, 25 November 2013

KENALI BUAH HATI ANDA SEJAK DINI



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّ حِيْمِ

Oleh : Naqibah Al-Mukarromah
Buah hati adalah amanah yang Allah berikan kepada orang tua yang telah Allah beri kemampuan untuk mengemban amanah yang Allah berikan. Buah hati adalah bentuk dari buah cinta yang Allah semayamkan pada dua insan yang telah Allah ridhai. Buah hatilah yang menjadi sosok yang didamba bagi setiap pasangan suami istri, dengan hadirnya buah hati menjadi pelengkap kebahagian rumah tangga. Nabi r bersabda : “Tidaklah lahir seorang anak dalam keluarga seseorang melainkan ia menjadi Kemuliaan tersendiri bagi mereka yang sebelumya tidak ada.”[1]
Subhanallah, betapa kita sangatlah didamba dan dimuliakan. Setiap anak terlahir dalam keadaan suci, peran orang tualah yang akan merubah dan mengarahkan kemana sang anak akan terarah. Kejalan yang diridhainyakah atau dimurkainya. Rasulullah r bersabda :
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى اْلفِطْرَةِ, وَإِنََمَا أَبَوَاهُ يَهُوَّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
Setiap anak sebenarnya dilahirkan di atas (fitrah). Kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Majusi, Nasrani.
Imam Ghazali mengatakan : “ Anak merupakan amanah bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang masih suci merupakan mutiara yang masih polos tanpa ukiran dan gambar. Dia siap diukir dan cenderung kepada apa saja yang mempengaruhinya.jika ia dibiasakan dan diajarkan untuk berbuat kebaikan, ia akan tumbuh menjadi anak yang baik. Dengan begitu kedua orang tuanya akan berbahagia di dunia dan akhirat, sebaliknya, jika ia dibiasakan berbuat jahat dan dibiarkan begitu saja seperti binatang ternak, maka ia akan sengsara dan binasa. Dan dosapun akan dipikul oleh orang yang bertanggungjawab untuk mengurusinya dan walinya sampai ia tumbuh dewasa.

1.      KENALI SIAPA ANAK KITA
(Strategi mengenali anak selama masa pertumbuhan)
“Tidak ada pemberian seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama melebihi adab yang baik_ HR.Tirmidzi
Sejauh mana anda mengenali anak anda? Apakah anda selama ini telah memperhatikannya dengan baik? Mengenali anak adalah langkah awal menyayanginya. Tanpa mengenali perilaku anak. Anak akan kebingungan bagaimana mendidiknya.
Bergegaslah mendidik anak-anak sebelum kesibukanmu bertumpuk-tumpuk. Jika dia telah dewasa, namun tidak berakal, dia akan lebih memusingkanmu.
Memahami dunia anak sejak dini adalah langkah awal yang tepat sebelum mengolahnya menjadi generasi tangguh. Penanganan anak pada jenjang usia tertentupun berbeda-beda, tidak bisa disamaratakan. Karena setiap anak memiliki titik tekan tersendiri dalam melatih kemampuannya pada setia jenjang di tiap tahunnya. Hal ini pula terkait dengan perkembangan fisik dan pisikologi anak. Dunia anak jauh berbeda dengan dunia orang dewasa. Hal ini yang biasanya membuat orang tua kewalahan dalam meladeni kelakuan dan pertanyaan anak. Sering bertanya, sering mengadu, mengutak-atik, memecahkan barang adalah hasil dari perkembangan sifat ini. Lambat laun sang anak akan menemui jati dirinya.  Jati diri ini sangat dipengaruhi oleh kebiasaan yang mereka lihat dan mereka dengar. Maka, mengetahui perkembangan anak adalah suatu hal yang penting.
v Anak hanya mengenal senang dan tidak enak
Anak anda dilahirkan kedunia tanpa memiliki kesadaran mengenai kebaikan dan keburukan, atau dengan kata mereka tidak mengenal bagus dan jelek. Anak hanya mendasarkan seluruh tindakannya pada prinsip “senang dan sakit”. Segala sesuatu yang membuan anak senang, maka itulah yang disukainnya. Sebaliknya, segala yang membuatnya sakit, maka itulah yang jelek baginya. Itulah yang anak rasakan, sehingga salah bila naka melakukan suatu tindakan konyol yang tidak dikehendaki oleh orang tuannya, karna ia hanya melakukan suatu yang membuat hatinya senang. Dan seharusnya orang tunayalah yang memberitahu dan mengarahkannya, baik dan buruknya, mana yang perlu diketahui dan tidak diketahui anaknya, peran orang tualah yang lebih dominan.





v Anak pun perlu teman
Anak tidak hanya bermain dengan teman sebayanya, lebih bagus bila orang tuanyalah yang menjadi teman buat anaknya, bila anak suka bermain dengan orang tuanya, maka permainan anakpun akan terkontrol oleh orang tua, sehingga anak tidak melakukan hal yang tidak diinginkan dan tidak pantas untuk di permainkannya, seperti permainan anak zaman sekarang, permainanya sudah terhadap hal yang melalaikan, seperti Play station, game online, dan  banyak yang bermain internet dan melihat sesuatu yang tidak pantas untuk dilihat anak sebayanya.
v Anak kita perlu cinta
Setiap orang pasti merasa senang bila dicintai, disayang, diperhatikan. Anak tidak bisa merasakan dan menikmati cinta dan kasih sayang orang tua, jika tidak dibuktikan. Mendidik anak jua perlu dengan kelembutan dan cinta, agar terbentuk dalm pribadinya kedua sifat tersebut. Sehingga anak akan menjadi peribadi yang menawan.
            Orang tua harus tahu bahwa tiap anak tidak memiliki tipe yang sama, dan orangtua harus bisa mengimbangi dan menyelarasi sifat setiap anak. Setiap anak berbeda dan unik. Ada yang sulit, ada pula yang mudah beradaptasi,dan adapula yang perlu pancingan. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Berikut ini tipe tipe anak :
·         Anak yang mudah
Anak-anak golongan ini biasanya penampilannya penuh dengan keberanian dan terbuka. Tampil dan berbicara apa adanya. Mudah bergaul dengan orang-orang yang baru dikenalnya,lincah, serta banyak bicara. Mereka sama sekali tidak canggung berada di lingkungan yang baru. Bahkan beberapa dari anak-anak ini tergolong sangat aktif.
·         Anak yang perlu pemanasan
Anak dengan tipe ini memiliki sifat tidak terlalu berani, tidak juga takut. Ia hanya perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, setelah terbiasa mereka akan berbaur dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Dan bisa lebih berani bergaul dan bertindak bermain dengan teman-temannya.
·         Anak yang sulit
Anak dengan tipe ini meresahkan orang tua dan tak jarang membuat malu orang tua. Bagaimana tidak, kemanapun ibu pergi selalu dibuntuti. Anak dengan tipe ini harus mendapatkan perhatian khusus, karna ia merasa tidak percaya diri, takut dengan keramaian dan tidak bisa bergaul dengan orang lain. Perlu di terpi dengan sang ahli pisikolognya.

2.      KONDISI KEJIWAAN ANAK
Kondisi anak bisa diakibatkan deri pisikologi sang ibu.
Hasil studi dan riset yang dilakukan oleh para ahli (Dr. Fakhir Aqil, ‘Ilm Al-Nafs Al-Tarbawi hal: 46-47), membuktikan bahwa kesehatan jasmani dan kondisi psikis ibu sangat berpengaruh pada janin. Rasa cemas, kalut, takut, dan sebagainya, dapat mengakibatkan hal yang serupa pada jiwa anak.
“Ketegangan dan goncangan yang dialami oleh seorang ibu hamil akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan pada janin. Bahkan hal itu akan membuat anak yang ia kandung menjadi seorang yang emosional. Karena itu, perlu adanya program bimbingan bagi para ibu hamil untuk menghindarkan semua pikiran yang dapat mengusik ketenangannya dan menciptakan ketegangan dan kece-masan, serta menjaga agar suasana kehidupannya selalu harmonis dan menyenangkan”.
“Masa kehamilan juga sangat berpengaruh pada kestabilan jiwa dan mental anak”.

Demikian pula halnya dengan kondisi spiritual, moral dan kejiwaan, seperti kecemasan dan ketenangan, kerisauan dan kestabilan mental, ketakutan dan sebagainya, semua itu sangat berpengaruh pada anak. Walaupun pada perkembangan selanjutnya, anak akan dipengaruhi oleh lingkungannya. Ada kalanya lingkungan akan menyelamatkannya dari pengaruh buruk yang ia bawa sejak lahir. Sebaliknya, bisa jadi lingkungan akan merusak potensi baik yang ia bawa sejak lahir.
Begitupula dengan pendidikan yang diajarkan kepada anak dalam membesarkannya. Yang akan membentuk kejiwaannya.
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,ia belajar berkelahi.
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan,ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,ia belajar menyeasali diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi,ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan pujian,ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan,ia belajar keadilan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman,ia belajar menaruh kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan,ia belajar menyenangi diri.
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dan kedamaian.


3.      PERKEMBANGAN ANAK SEJAK LAHIR HINGGA DEWASA




Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak bayi dalam rahim ibu sampai remaja beberapa tahapan berikut ini.
  1. Masa fetus, yaitu sejak terbentuk zigot sampai bayi dalam rahim ibu.
  2. Masa balita yaitu sejak bayi lahir sampai anak-anak umur 5 tahun.
  3. Masa anak-anak sekitar umur 5 tahun sampai 10 tahun.
  4. Masa remaja sekitar umur 10 tahun sampai 17 tahun.
 Secara perlahan-lahan bayi akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan, misalnya bayi mulai memiliki kemampuan mengisap, menelan, merentangkan tangan, dan memegang. Tahap perkembangan berikutnya seperti tengkurap, duduk, berbicara, dan berjalan. Proses ini memakan waktu berbulan-bulan sampai umur 2 tahun. Peristiwa ini terjadi disertai dengan pertambahan tinggi badan dan berat badan, juga perubahan bentuk tubuh. Tubuh seseorang berubah dengan cepat pada masa anak-anak dan remaja. Selanjutnya proses pertumbuhan dan perkembangan akan terus berlangsung sampai masa remaja dan dewasa. Proses berikutnya adalah proses penuaan. Kulit tubuh seorang anak tampak kencang dan licin, tetapi jika orang itu sudah tua, otot-ototnya menjadi lemah dan kulitnya menjadi keriput.

1.       Tahap Bayi (Infancy): Sejak lahir hingga usia 18 bulan.
Periode ini disebut juga dengan tahapan sensorik oral, karena orang biasa melihat bayi memasukkan segala sesuatu ke dalam mulutnya., dengan penekanan pada kontak visual dan sentuhan. Jika periode ini dilalui dengan baik, bayi akan menumbuhkan perasaan perasaan mistrust (tidak percaya) dan akan melihat bahwa dunia ini adalah tempat yang mengecewakan dan penuh frustrasi. Di awal kehidupan ini begitu penting meletakkan dasar trust (percaya) pada lingkungan dan melihat bahwa kehidupan ini pada dasarnya baik. Sebaliknya, bila gagal di periode ini, individu memiliki perasaan percaya dan keyakinan bahwa tiap manusia memiliki hak untuk hidup di muka bumi, dan hal itu hanya bisa dilakukan oleh sosok Ibu, atau siapapun yang dianggap signifikan dalam memberikan kasih sayang secara tetap.
2.       Tahap Kanak-Kanak Awal (Early Childhood): 18 Bulan hingga 3 tahun.
Selama tahapan ini individu mempelajari ketrampilan untuk diri sendiri. Bukan sekedar belajar berjalan, bicara, dan makan sendiri, melainkan juga mempelajari perkembangan motorik yang lebih halus, termasuk latihan yang sangat dihargai: toilet training. Di masa ini, individu berkesempatan untuk belajar tentang harga diri dan otonomi, seiring dengan berkembangnya kemampuan mengendalikan bagian tubuh dan tumbuhnya pemahaman tentang benar dan salah. Di sisi lain, ada kerentanan yang bisa terjadi dalam periode ini, khususnya berkenaan dengan kegagalan dalam proses toilet training atau mempelajari skill lainnya, yang mengakibatkan munculnya rasa malu dan ragu-ragu. Lebih jauh, individu akan kehilangan rasa percaya dirinya.
3.       Tahap Usia Bermain (Play Age): 3 hingga 5 tahun.
Pada periode ini, individu biasanya memasukkan gambaran tentang orang dewasa di sekitarnya dan secara inisiatif dibawa dalam situasi bermain. Di masa ini, muncul sebuah kata yang sering diucapkan seorang anak ”KENAPA?”.
4.       Tahap Usia Sekolah (School Age): Usia 6 – 12 tahun.
Periode ini sering disebut juga dengan periode laten, karena individu sepintas hanya menunjukkan pertumbuhan fisik tanpa perkembangan aspek mental yang berarti, berbeda dengan fase-fase sebelumnya. Kita bisa simak, dalam periode sebelumnya pertumbuhan dan perkembangan berbilang bulan saja untuk manusia agar bisa tumbuh dan berkembang. Ketrampilan baru yang dikembangkan selama periode ini mengarah pada sikap industri (ketekunan belajar, aktivitas, produktivitas, semangat, kerajinan, dsb), serta berada di dalam konteks sosial. Bila individu gagal menempatkan diri secara normal dalam konteks sosial, ia akan merasakan ketidak mampuan dan rendah diri.
5.       Tahap Remaja (Adolescence): Usia 12 hingga 18 tahun.
Bila sebelumnya perkembangan lebih berkisar pada apa yang dilakukan untuk saya, sejak stage perkembangan ini perkembangan tergantung pada apa yang saya kerjakan. Karena di periode ini individu bukan lagi anak tetapi belum menjadi dewasa, hidup berubah sangat kompleks karena individu berusaha mencari identitasnya, berjuang dalam interaksi sosial, dan bergulat dengan persoalan-persoalan moral.
Tugas perkembangan di fase ini adalah menemukan jati diri sebagai individu yang terpisah dari keluarga asal dan menjadi bagian dari lingkup sosial yang lebih luas. Hal utama yang perlu dikembangkan di sini adalah filosofi kehidupan. Di masa ini, seseorang bersifat idealis dan mengharapkan bebas konflik, yang pada kenyataannya tidak demikian. Wajar bila di periode ada kesetiaan dan ketergantungan pada teman.[2]

5.MELINDUNGI BUAH HATI DARI GANGGUAN SETAN
Melindungi si jabang bayi dari gangguan jin bisa di atasi dari fase sebelum kehamilan, seperti yang telah di ajarkan Nabi muhammad saw, bila sepasang suami istri ingin melakukan hubungan intim, hemdaknya ia membaca Do’a sebelumnya, agar tidak ada campur tangan iblis/setan didalamnya.
Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab sahihnya dari ibnu abbas radiyallahuanhuma dari nabi saw beliau pernah bersabda :
لَوْ أَنَّ أَحَدَ كُمْ إِِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتَىَ أَهْلَهُ قَالَ بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ جَنَّبْنَا الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا. فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَاوَلَدٌ فِيْ ذَلِكَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانَ أَبَدًا.
“Apabila salah seorang diantara kalian berhubungan intim dengan istrinya lalu ia membaca : Bismillah allahumma jannibnas syaithaan wa jannibis syaithaan maa razaqtanaa ( Dengan nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari gangguan setan dan jauhkan pula apa yang nanti engkau rizkikan kepada kami dari gangguan setan). Maka sesungguhnya jika keduanya ditakdirkan memperoleh seorang anak maka setan tidak akan mampu memudharatkan anak itu selamanya.”
Sepasang suami istri punya kewajiban untuk melindungi anaknya dari gangguan setan sejak masa pra kehamilannya, adapun pada paska melahirkan setiap anak cucu adam pasti di ganggu setan, seperti sabda Rasulullah saw : “Tidak ada seorang anak adampun yang terlahir kecuali dijamah oleh setan ketika ia lahir sehingga bayi itu menangis dan menjerit akibat jamahan setan tersebut, kecuali isa bin maryam.”
6.BAGAIMANA RASUL MENDIDIK ANAK-ANAKNYA.
Rasulullah adalah sebaik-baik pendidik, beliau adalah suri tauladan yang sangan baik dan berkualitas. Rasulullah tidak pernah mendidik anak cucunya dengan kekerasan, beliau mendidiknya dengan kelemah lembutan dan didikan yang penuh pengajaran. Beliau adalah seadil-adilnya manusia yang memberi hak kasih kepada setiap anak, dan beliau pula adil dalam membagi cinta kasihnya. Beberapa metode penting yang Rasulullah ajarkan kepada kita terkhusus kepada kedua orang tua dalam pendidikan anaknya.
1.      Teladan yang baik
Hal tersebut adalah teladan orang tua yang baik kepada anaknya. Seperti, mengajarkan shalat, berkata yang baik, berteman dengan orang yang baik, berkata jujur, tidak suka berkelahi dan lain sebagainya. Teladan yang akan membentuk pribadi dan perangai anak tersebut.
2.      Bersikap adil pada setiap anak
Rasulullah mengajarkan bersikap adil pada setiap anak agar tidak ada kecemburuan sosial, atau yang akan menjadikan persaudaraan retak akibat ketidak adilan dalam memberikan kasih sayang ataupun harta. Karna setiap anak memiliki hak masing-masing atas yang dua di atas.
3.      Membelikan mainan
Rasulullah juga pernah membelikan maianan kepada cucunya hasan dan husain, begitupula Rasulullah pernah membelikan istrinya (Aisyah) sebuah boneka mainan, itu sebagai bentuk sayang dan hadiah. Karna anak-anak identik dengan mainan, karna dunianya adalah bermain.
4.      Memberi pelajaran bila anak salah
Adakalanya orang tua harus tegas bila anaknya melakukan kesalahan, namun bukan berarti orang tua harus seenaknya memukul dan menyiksa anak. Dalam hukuman tersebut harus dilandasi sebagai didikan dan agar si anak jera dengan kesalahan yang ia perbuat sehingga sang anak tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Dalam memberi hukuman kepada anakpun ada batas-batasannya, dilarang bagi orang tua untuk memukul dibagian wajah dan kepala. Karna akan menimbulkan cela.
5.      Meluruskan kesalahan anak
Setiap anak tidak selamanya menjadi baik dan tidak selamanya buruk. Bila anak melakukan kesalahan hendaknya orang tua tidak mencaci dan mencelanya, akan tetapi luruskan dan arahkan pada kebaikan. Karna bisa jadi, ketika sang anak melakukan kesalahan tersebut, ia tidak tahu bahwa hal yang telah ia lakukan itu salah. Maka dari itu orang tualah yang berperan untuk meluruskannya.



6.      KESALAHAN MENDIDIK ANAK DAN KESUKSESAN MENDIDIK ANAK

*    6.Kesalahan dalam mendidik anak
1.      Terlalu bersikap kasar kepada anak
Banyak orang tua yang bersikap kasar dan keras kepada anaknya melebihi batas kewajaran. Entah memukulnya dengan pukulan menyakitkan bila ia berbuat kesalahan, meskipun untuk kali pertama, atau banyak membentak dan mengomelinya setiap kali ia berbuat kekeliruan, baik besar maupun kecil, serta berbagai bentuk kekerasan dan kekasaran yang lain.
2.      Bersikap diskriminatif terhadap anak
Sebagian orang tua membeda-bedakan diantara anak-anaknya dan tidak bersikap adil terhadap mereka dengan menerapkan perlakuan yang sama, baik dalam hal materi maupun psikis. Ada sosok orang tua yang membeda-bedakan diantara anak-anaknya terkait pemberian dan hadiah. Ada yang membeda-bedakan diantara mereka dalam hal kasih sayang dan sendaw gurau, dan masih banyak lagi contoh lainnya. Semua itu akan memicu sebagian anak dengan sebagian yang lainnya, menyebabkan merebaknya kebencian diantara sesama mereka, dan menimbulkan kerengangan serta konflik diantara mereka.

3.      Meremehkan anak dan kurang memotivasinya
Sebagian orang tua adalah meremehkan anak dan kurang memotivasinya. Beberapa fenomena sebagai berikut:
A.    Menyuruh anak diam apabila ia berbicara serta mencemooh dirinya dan ucapannya. Sehingga menjadikan anak tidak percaya diri dan tidak berani berbicara dan mengutarakan pendapatnya.
B.     Menghina anak apabila ia melakukan kesalahan, mencelanya bila ia keliru dalam menentukan sikap atau khilaf pada suatu kesempatan.
C.     Mencemooh anak apabila ia bersikap lurus. Ini adalah tindakan merendahkan paling parah dan paling besar porsinya.
4.      Kurang memahami tabiat anak dan kejiwaan anak
Banyak ayah yang tidak memahami kejiwaan anak-anaknya, juga tidak mengetahui tabiat tiap-tiap anak berbeda-beda. Ada anak yang cepat marah,ada yang berwatak dingin, dan ada juga yang memiliki emosi normal. Maka memperlakukan mereka dengan satu cara terkadang akan menjadi sebab penyimpangan bagi mereka.
5.      Kurang memperhatikan fase usia anak
Anda bisa menjumpai orang tua yang memperlakukan anaknya seperti anak kecil meskipun si anak telah tumbuh dewasa. Perlakuan ini akan berpengaruh terhadap jiwa anak dan menjadikannya selalu merasa kurang. Tiap-tiap fase memiliki perlakuan tersendiri yang mesti diperhatikan dan di penuhi oleh orang tua.
6.      Membela anak yang bersalah
Banyak orang tua yang membela anaknya yang bersalah dihadapannya, khususnya disekolah. Salah seorang guru atau kepala sekolah memarahi atau memukul anaknya disekolah sebagai bentuk hukuman kepada anaknya karna melakukan perlanggaran. Namun orang tua tidak terima dan datang dengan kemarahan yang memuncak.

*    8.Kiat sukses mendidik anak
1.      Berdo’a untuk kebaikan anak dan tidak melaknatnya.
Bila anak-anak kita adalah anak yang solih, maka dido’akan agar mereka tetap teguh dan bertambah keshalihannya. Namun bila mereka merupakan anak-anak yang bandel, maka dodo’akan agar mereka mendapat hidayah dan diluruskan oleh Allah ta’ala. Yang harus dihindari jauh jauh adalah mrndo’akan keburukan untuk anak. Apabila anak rusak atau menyimpang, maja kedua orang tua adalah orang pertama yang mesti diperbaiki kondisinya.
2.      Menjauhkan  anak dari akhlak tercela dan menjadikannya buruk dalam pandangan mereka
Orang tua hendaknya menanamkan agar anak-anak membenci kedustaan,sifat khianat,dengki,iri,ghibah,mengambil hak orang lain,durhaka kepada orang tua,memutus silaturahmi,pengecut,mengutamakan diri sendiri dan berbagai akhlak tercela yang lainnya. Sehingga anak-anak tumbuh terhadap sifat-sifat tersebut dan menjauhinya.
3.      Mengajarkan perkara-perkara yang baik
Apabila anak telah terlatih memenuhi adab,akhlak dan perkara-perkara yang baik tersebut, ia akan terbiasa melakukannya dan lambat laun akan menjadi karakter keprbadiannya.  Selama anak masih dalam masa kekanak-kanakanya, ia masih bisa menerima pengajaran dan pengarahan, dan akan tumbuh dewasa dengan apa yang telah menjadi kebiasaannya.
4.      Selalu menggunakan ungkapan yang baik saat berinteraksi dengan anak
Yang mesti dilakukan orang tua dalam berinteraksi dengan anak adalah melontarkan ungkapan-ungkapan yang baik dan bisa diterima oleh anak, serta menjauhkan diri dari kata-kata kotor ketika sedang berbicara dengannya. Dan hendaknya anak dijauhkan dari kalimat cela’an, cacian,cemoohan, dan ungkapan-ungkapan rendah lainnya. Sebagai contoh orang tua yang mengucapkan kalimat baiknya adalah, bila melihat sesuatu yang menakjubkan dari pribadi anak ia mengucapkan masya Allah, bila mendapati anknya sukses, ia beri selam dan subhanallah. Dan bila anak melakukan kesalahan, orang tua tidak membentaknya melainkan menegur dan mengarahkannya dengan bahasa, “bukan begitu sebaiknya, nak” dan ungkapan-ungkapan lainnya yang dengan tidak langsung akan membentuk kepribadian anak tersebut.
5.      Membiasakan anak pergi ke masjid
Ini dikhususkan untuk anak laki-laki dan menjadi tanggung jawab ayah untuk melatih pergi kemasjid sejak dini, sebagai bentuk pengenalan rumah Allah, walaupun si anak belum sempurna mengetahu bagai mana tata cara solat, setidaknya ia bisa meniru ayahnya, karna anak kecil suka dalam hal meniru. Ketika beranjak dewasa ayah wajib bersikap tegas kepada anaknya untuk pergi kemasjid untuk menunaikan solat berjama’ah dengan jama’ah muslimin lainnya, bersungguh-sungguh dalam masalah ini dan bersabar karenanya. Allah ta’ala berfirman ( Thaha : 132).
6.      Memperhatikan anak, mengembangkan bakat, dan meminta pendapat anak.
Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata : “ diantara hal yang seharusnya dilakukan kepada anak adalah memperhatikan kondisi anak, dan memperhatikan segala gerak gerinya, karena dari segala sesuatu yang anak lakukan adalah bentuk dari sebagian bakat atau potensi yang ada pada diri anak secara otodidak. Kemudian orang tua juga berperan penting dalam pengembangan bakat dan potensi yang ada pada diri anak. Dengan cara memberikan cerita-cerita yang melejitkan imajinasinya, memotivasinya untuk terus melakukan tanpa pantang menyerah. Dan meminta pendapat anak juga sangat penting, walau pendapat yang nantinya anak lontarkan adalah kalimat konyol yang tidak masuk akal, setidaknya orang tua sudah bisa menghargainya karna telah menikut sertakan dirinya dalam sebuah pendapatnya. Anak akan meras senang karna dirinya sangatlah berguna.
7.      Besikap adil terhadap anak-anak
Langit dan bumi tak akan berdiri kokoh tanpa danya keadilah, kondisi umat tak akan menjadi lurus tanpa adanya keadilan. Begitupula dalan setiap pemberian harta, hadiah atau kasih sayang kepada setiap anak-anak. Setiap anak memiliki hak untuk keadilan kasih sayang, tak sepantasnya orang tua menspesialkan satu dari anak-ananya hanya karna anak ini paling unggul diantara saudara-saudaranya. Nmaun, orang tua yang baik adalah yang bis membagi kasih sayangnya dengan adil kepad semua anak-anaknya.
8.      Memberi anak kesempatan untuk memperbaiki kesalahan
Setiap manusia pasti memiliki kesalahan, begitupula anak kecil, rentan sekali melakukan kesalahan dan membuat orang tuanya naik pitam. Tapi inatlah wahai orang tua yang bijaksana, berilah anak kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, karena dengan ia melakukan kesalahan dan suatu sa’aat ia akan menyesali kesalahan yang ia perbuat, itu akan menjadikan ia bertambah dewasa. Namun bukan berarti kita harus mendiamkannya bila melakukan kesalahan dan membiarkan ia memperbaiki sendiri kesalahannya. Tapi wajib bagi kita untuk mengarahkannya dan menuntunnya kejalan yang benar.
             Demikianlah kita dapat mengenali anak kita dari fase dalam kandungan sampai ia beranjak dewasa, dan berbagai pendidikan dan pisikologi yang jarang kali bagi setiap orang tua memperhatikannya. Semoga makalah yang saya buat ini bisa membuka mata para orang tua dan menjadikan kita tahu bagaimana cara mengenali sang buah hati dan bagaimana mendidiknya menurut ajaran Al-Qur’an dan A-Sunnah.
Wallahua’lam bisowwab











Referensi :
·         Melindungi buah hati dari gangguan setan, Abu Abdur rahman Ar-Rifaa’i,wa islama
·         Knowing your child, (strategi mengenali anak selama masa pertumbuhan), adil fathi abdullah, samudra
·         Mendidik anak bersama nabi,muhammad suwaid, pustaka arafah
·         Salah kaprah mendidik anak,muhammad bin ibrahim al-hamd & hamd hasan raqith,kiswah media
·         Mendidik anak dengan cinta,irawati istadi, child edu.
·         Pendidikan anak dalam islam, Dr. Abdullah nashih ulwan, pustaka amani.
·         http://www.dokteranak.net/








[1] Hadits ini diriwayatkan oleh Tabrani dalam Al-Ausath.
[2] Sumber : http://www.dokteranak.net/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar